Profil Bupati Cirebon Periode 2013 - 2018, Sunjaya Purwadi Sastra

Drs. H. Sunjaya Purwadi Sastra, M.M., M.Si. (lahir di Beberan, Palimanan, Cirebon, 1 Juni 1965; umur 49 tahun) adalah Bupati Cirebon periode 2014 - 2019. Bersama wakilnya H. Tasiya Soemadi atau yang akrab biasa "Gotas", mereka berhasil memenangkan Pemilihan umum Bupati Cirebon 2013 yang berlangsung dua putaran. Beliau juga adalah seorang purnawirawan TNI AU. Ayahnya Bernama H. Sobana bin Tarkasih (alm) Asli keturunan Trusmi, Plered, Cirebon. ia Seorang Kepala Desa Desa Beberan yang dikenal dan disegani dari unsur TNI AU. Ibunya Bernama Hj. Sumaeni binti Kaban Purwadi Sastra putra seorang Kepala Sekolah yang juga Kepala Desa Selenra, Gegesik, Cirebon.

Pada Pemilihan umum Bupati Cirebon 2013 Sunjaya maju sebagai calon Bupati Cirebon periode 2013 - 2018, ia didampingi oleh H. Tasiya Soemadi (Al Gotas) Ketua DPRD Kabupaten Cirebon yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon. mereka diusung oleh satu partai yaitu PDIP dengan jargon "JAGO-JADI". Pada pemilu bupati sebelumnya tahun 2008, ia juga maju menjadi calon Bupati Cirebon dari jalur Independen, namun gagal dan akhirnya pada Pemilu tahun ini, beliau terpilih menjadi Bupati Cirebon.

Pada tanggal 19 Maret 2014 setelah penantian sekian lama akhirnya pasangan Sunjaya-Gotas resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan digelar dalam rapat paripurna istimewa DPRD Kabupaten Cirebon.

Biografi

Sunjaya adalah anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Akibat konflik politik di era 1965, Hj. Sumaeni sebagai istri Kepala Desa sangat disibukan dengan kegiatan-kegiatan organisasi untuk mendukung kegiatan suaminya Pak Kuwu Sobana. Maka pada usia dua bulan Sunjaya dititipkan kepada Mbok Jenah (pembantu) dan disusui oleh anak Mbok Jenah bernama Bi Tuminah. Sunjaya semenjak berusia dua bulan sudah tidak tinggal bersama kedua orangtuanya melainkan dengan pembantunya Mbok Jenah yang kebetulan punya anak laki-laki seusia Sunjaya sehingga semenjak itu Sunjaya tidak lagi menyusu Pada Ibu Kandungnya melainkan pada Ibu dari anak Pembantunya. Sunjaya semenjak kecil dibesarkan di keluarga Mbok Jenah (pembantu) dan bahkan tidak mengenal saudara-saudaranya, karena merasa dirinya seorang anak pembantu. Pada usia enam atau tujuh tahun Sunjaya mulai ingat tentang perjalanan hidupnya dimana hampir setiap hari digendong Mbok Jenah yang datang kerumah Kuwu Sobana (majikannya) dan sore harinya pulang kerumah Mbok Jenah.

Pada usia Sembilan Tahun Sunjaya sudah mandiri dengan jualan ES Lilin yang mengambilnya dari Pabrik Gula Gempol, dengan berjalan kaki kurang lebih 3 (tiga) kilo meter dengan teman-temannya yang sama-sama seprofesi berjualan ES Lilin. Sunjaya Kecil berjualan ES Lilin di Sekolah dan kampungnya berkeliling untuk mencari keuntungan dan hasilnya diserahkan Pada Mbok Jenah. Tentu hal ini dilakukannya hampir setiap hari dan bahkan ada beberapa orang mengatakan "Kok Anak Pak Kuwu Jualan ES Lilin". Hal inipun menjadi pertanyaan Sunjaya, kenapa saya dibilang anaknya Pak Kuwu. Padahal sehari-hari saya selalu hidup dengan Mbok Jenah. Sunjaya mulai sadar dan percaya setelah lulus Sekolah Dasar, yang mana di ijazah tercantum nama orangtuanya adalah Pak Kuwu Sobana.

Pada tahun 1996 Sunjaya menikah dengan gadis Surabaya pilihannya bernama Hj. Wahyu Tjiptaningsih, S.E. (Ayu) Putri Tunggal dari pasangan H. Sukanto dan Hj. Mudjiasri. H. Sukanto adalah Purnawirawan ABRI yang sukses dengan usaha istrinya sebagai pengusaha beras antar pulau dan grosir sembako yang kemudian dilanjutkan oleh putrinya Hj. Ayu dengan mengembangkan usaha importir beras yang didatangkan dari Thailand, Jepang, China dan bahkan dari Amerika Serikat.

Kisah pendidikan

Sunjaya sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Beberan dan melanjutkan SMPN tersebut, Sunjaya langsung melanjutkan ke jenjang berikutnya Madrasah aliyah Negeri Babakan Ciwaringin sambil mesantren di PON PES Miftahul Muta'alimin Babakan Ciwaringin. Keadaan ini menjadi ujian kemandirian Sunjaya remaja, karena berpisah lagi dengan Bapak, Ibu dan Saudara-saudaranya selama mencari ilmu di pesantren. Hal ini membuat Sunjaya kurang begitu dekat hubungannya dengan keluarganya. Selepas lulus dari MAN Babakan Ciwaringin, Sunjaya melanjutkan kuliah Pada program Diploma III di Universitas Indonesia (UI). Pada masa-masa kuliahpun ujian dan perjuangan yang sangat berat masi selalu mengikuti arahnya, dimana orangtua dan saudara-saudaranya tidak ada yang menyetujui Sunjaya melanjutkan kejenjangkuliah, sehingga Sunjaya harus berjuang sendiri dalam menggapai cita-citanya tanpa dorongan dan bantuan keluarga.

Pertama kali berangkat kuliah Sunjaya hanya bermodalkan niat yang besar dan tulus serta materi yang hanya sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dari hasil penjualan perhiasan kalung dan cincin yang dimiliki ibunya Hj. Sumaeni, yang merasa iba Pada kebesaran jiwanya Sunjaya. Alhamdulillah berawal dari itu semua Sunjaya mampu menyelesaikan kuliahnya selama 3 (tiga) tahun, walaupun tidak satupun keluarga yang hanya sekedar menengok ataupun menanyakan darimana makan dan darimana biaya kuliahnya selama ini. Sampai-sampai pada saat ayahnya (Bapak Kuwu Sobana) meninggal duniapun tidak ada yang memberi tahu. Itu terjadi pada tahun 1985 dan saat itu Sunjaya baru menginjak tingkat II. Pada tahun berikutnya Sunjaya di wisuda sebagai tanda lulus kuliah Diplomanya (D3) Pada Universitas Indonesia (UI) dan memberikan kabar gembira ini Pada Orang tua Hj. Sumaeni dan saudara-saudaranya dengan harapan agar bisa menghadiri hari bersejarah anak desa meraih gelar Diploma. Namun kenyataannya tidak ada seorangpun dari keluarganya yang datang menghadiri acara wisuda tersebut dan yang paling menyedihkan Sunjaya saat itu kehabisan dan ketidak adaan dana walau hanya untuk sekedar menebus foto-foto dokumentasi wisudanya.

Setelah itu Sunjaya menyelesaikan S2 bidang manajemen dan S2 bidang Sosial Politik di Universitas Indonesia (UI) Jakarta.

Terpilih bupati

Pada tanggal 12 Oktober 2013 KPUD Kabupaten Cirebon melakukan rekapitulasi suara putaran pertama di Asrama Haji Watubelah Cirebon. Dari hasil rekapitulasi pemilihan Bupati Cirebon akan dilaksanakan dua putaran karena tidak ada satu pasangan calon yang meraih angka 30%. Pasangan yang akan bersaing pada putaran kedua adalah pasangan Sunjaya - Gotas/Soemadi (Jago-Jadi) yang mendapatkan perolehan suara 27,89% pada putaran pertama, dan pasangan Heviyana bareng Rakhmat (Hebat) yang mendapatkan perolehan suara 20,24% pada putaran pertama.

Pada tanggal 4 Januari 2014 akhirnya dilakukan rekapitulasi suara Pemilihan Bupati putaran kedua, hasilnya pasangan Sunjaya–Gotas memenangi pemilihan Bupati dan menjadi Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode 2013 - 2018 dengan perolehan suara 403.933 (53,43 %) mengalahkan pasangan Heviyana-Rakhmat yang mendapatkan perolehan suara 352.056 (46,57 %).

Pada tanggal 19 Maret 2014 setelah sekian lama akhirnya pasangan Sunjaya-Gotas resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan digelar dalam rapat paripurna istimewa DPRD Kabupaten Cirebon.

3 Responses to "Profil Bupati Cirebon Periode 2013 - 2018, Sunjaya Purwadi Sastra"

  1. Izin share,... Untuk bapak/ibu yg sudah mendaftar Haji di Kemenag, silakan download aplikasi Android ini untuk cek jadwal keberangkatannya sesuai Nomor Porsi Haji yg Bapak/Ibu miliki,...

    Download di https://play.google.com/store/apps/details?id=com.toyo.porsi

    Klu udah instal, bisa dapat info keislaman setiap hari + info lainnya

    ReplyDelete
  2. Kisanya menarik,..saya juga mau kuliah susah...kalau gak di negeri. Saya lahir di Palimanan, sekolah di Pegagan...kurang dari setahun di SD Pegagan,..lalu pindah ke Jakarta.

    ReplyDelete

  3. Mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya ARTANTI TANTI biasa di panggil ANTI, TKI tinggal di kota Pontian,johor Malaysia,Saya berprofesi sebagai PRT, tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya, tetap ikhtiar.
    pengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos pulang sempat saya putus asa,gaji pun selalu di kirim ke indonesia untuk biaya anak sekolah,sedangkan hutang banyak, kebetulan teman saya buka-buka internet mendapatkan nomor hp Mbah Suro 082354640471 katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan togel dengan keadaan susah jadi saya coba hubungi dan berkenalan dengan beliau Mbah Suro, Dan saya menceritakan keadaan saya.Beliau menyarankan untuk mengatasi masalah perekonomian saya,baiknya melalui jalan togel saja.Dan angka yang di berikan beneran tembus ,4613 dan saya dapat 270 juta alhamdulillah...
    bagi teman teman tki tkw,apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas dan ingin pulang ke indonesia.Solusi terbaik hubungi saja beliau di 082354640471.
    Jangan putus asa masih ada harapan untuk hari esok.

    ReplyDelete